
“Berkabung” ingin mengajak kita memasuki area “pemakaman” kemanusiaan.
Setelah 5 November 2019 karya kami “Prelude Berkabung”mengantarkan pendengar masuk kepada suasana berkabung untuk manusia yang kehilangan kemanusiaannya, sekarang tiba waktunya karya kami “Berkabung” pada tanggal 18 Desember ingin mengajak pendengar untuk memasuki area pemakaman “kemanusiaan”.
Berkabung adalah karya yang kami asuh sejak 1 tahun yang lalu, ‘Berkabung‘ juga menjadi bentuk ungkapan kami yang jujur tentang kerusakan yang di kerjakan manusia di bumi, tidak hanya merusak sesama manusia, tapi juga merusak alam yang ditempatinya, jelas siapapun bisa membunuh kemanusiaan, siapapun bisa menjadi pelakunya. Karya kami ‘Berkabung‘ menempatkan posisinya sebagai media meditasi dan bahan perenungan bagi manusia yang kehilangan kemanusiaannya.
[post_ad]
Jika ditinjau dari aspek musikal, ‘Berkabung’ cenderung menggunakan notasi-notasi yang siafatnya ‘terapi’, karena sesuai fungsinya sebagai bahan perenungan atas sesuatu yang telah “mati”. Kami juga memunculkan beberapa unsur eksperimental untuk merepresentasikan proses kehidupan manusia yang kacau, gelap dan rusak. Guruh Gipsy

Email: [email protected]
Instagram : @dktmi
Youtube: DKTMI
Lyric – “Berkabung” – DKMTI
Merah atau jingga bukan masalah
Dilangit dan dibumi tak ada arti
Kemanusiaan tak terdengar lagi
Berikanku pelukan yang mesra
Berikanku minuman tuk dahaga
Kehidupan apa yang engkau cari
Angkasa raya menutup diri
Dengarkanlah ini wahai kawanku
Harga diri tak dibawa mati
Ada saatnya tubuh diam tak bernyawa
Ternyata semua itu palsu
Pekak dihantam tangis
Kita berkabung, seharusnya
Cinta dipercik ludah
Kita berkabung, seharusnya
Dahi ditancap duri
kita berkabung seharusnya